Bala Keselamatan

Posted on Mei 6, 2010 oleh

8


ALAMAT
Jalan Jawa No 20
BANDUNG, 40117 – JAWA BARAT
Telp. (022) 4207029
Fax. (022) 4236754
Email. ins_leadership@ins.salvationarmy.org
Website. www.salvationarmy.or.id


STATISTIK
Denominasi gereja: Methodis / Injili
Jumlah wilayah pelayanan: Indonesia
Jumlah jemaat: 267 Korps,
Jumlah anggota jemaat: 15.710 Jiwa
Jumlah hamba Tuhan: 664 Perwira, 46 Kadet, Prajurit Senior 26.061, Prajurit Junior 7,640

BADAN PENGURUS
Komandan Teritorial : Kolonel Ribut Basuki Kartodarsono
Kepala sekretaris: Kolonel Ross R. Gower

TENTANG BALA KESELAMATAN
Bala Keselamatan (Salvation Army) adalah salah satu denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan berbagai program seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti asuhan, rumah sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka mengenakan pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai jenderal.

SEJARAH
Masa kecil William Booth

Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William Booth, seorang pendeta Gereja Metodis. Booth dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829 dalam sebuah keluarga kontraktor bangunan kecil yang jatuh bangkrut. Karena itulah sejak kecil ia terpaksa harus ikut menopang keuangan keluarganya. Pada usia 13 tahun ia dikirim untuk magang di sebuah pegadaian. Booth tidak menyukai pekerjaan ini, dan karena itu seringkali murung dan kesepian. Hiburan satu-satunya adalah agama. Namun dalam pekerjaan itu pula ia memperoleh pengalaman dan kesadaran tentang arti kemiskinan yang dialami banyak orang. Booth yang muda juga sadar betapa orang-orang miskin ini seringkali mengalami penghinaan dan nista dari orang-orang lain. Pada usia remajanya itu pula Booth menjadi Kristen dan seringkali berusaha mengajak orang-orang lain untuk menjadi Kristen juga.

Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan memutuskan untuk menjadi pendeta.

Menikah dan Melayani
William Booth menikah dengan Catherine Mumford yang dilahirkan di Ashbourne, Derby, pada tanggal 17 Januari 1829. Sejak masa kecilnya, Catherine adalah seorang anak perempuan yang bersungguh-sungguh dan sensitif. Catherine dibesarkan dalam keluarga Kristen, dan pada usia 12 tahun ia telah membaca seluruh Alkitab sebanyak 8 kali. Namun baru pada usia 16 tahun, setelah mengalami pergumulan iman, Catherine merasa benar-benar percaya.

Suatu kali William Booth datang dan berkhotbah di gereja Catherine. Segera mereka saling jatuh cinta dan bertunangan. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam sebuah upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang pengkhotbah keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih daripada itu. Karena itu Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan jabatannya sebagai seorang pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling.

Pada suatu hari di tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar, beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”

Pertemuan-pertemuan di malam hari diselenggarakan di sebuah gudang tua, dan mereka seringkali dilempari batu dan petasan lewat jendelanya oleh para pengacau. Pelan-pelan Booth berhasil mendirikan pos-pos pekabaran Injil namun hasil pekerjaannya tetap belum memuaskan. “Misi Kristen” hanyalah satu di antara 500 organisasi amal dan keagamaan yang berusaha menolong orang-orang miskin di East End. Baru pada tahun 1878, setelah nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai berkembang.

Pelayanan Catherine
Catherine mulai membantu pelayanan gereja di Brighouse. Ia mulai dengan mengajar di sekolah Minggu karena pada waktu itu perempuan tidak biasa diizinkan berbicara di pertemuan-pertemuan orang dewasa. Catherine mempunyai minat khusus untuk berbicara kepada para pecandu alkohol. Di rumah, Catherine membesarkan 8 orang anaknya di dalam iman Kristen, hingga dua orang di antaranya mencapai kedudukan sebagai Jenderal di dalam Bala Keselamatan.

Ketika Booth mulai berkhotbah keliling kepada orang-orang miskin, Catherine berbicara kepada orang-orang kaya untuk mengimbau mereka mendukung secara finansial pelayanan yang mereka lakukan. Ketika Booth menjadi Jenderal, Catherine dikenal sebagai “Ibu Pasukan.” Ia menjadi tenaga pendorong utama yang menimbulkan banyak perubahan dalam gerakan ini, merancang bendera, topi untuk kaum perempuan dan berbagai pemikiran untuk Bala Keselamatan.

Perkembangan
Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan dosa sangat menarik perhatian banyak orang dan Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat. Khotbah-khotbah Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang banyak orang untuk meninggalkan masa lalu mereka danmemulai hidup baru sebagai anggota pasukan dalam Bala Keselamatan. Semangat ketentaraan inilah yang menjiwai gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar ke luar negeri. Pada saat Booth meninggal pada tahun 1912, organisasi ini telah bekerja di 58 negara, dan sekarang Bala Keselamatan bekerja di 103 negara di seluruh dunia.

TEOLOGI
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran: (1) bahwa pertobatan adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.

Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat mempengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat. Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda. Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu “menggereja” karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari. Semangat untuk tidak “menggereja” ini telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di antara mereka yang telah meninggalkan alkohol.

Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan Whitfield.”

Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi kesucian seperti yang dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth percaya bahwa Allah dapat membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan bentuk yang negatif. Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan “pengalaman pengudusan pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan pengabdian kepada pelayanan Kristen … Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan di seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri sejarah.”

Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala Keselamatan adalah ajaran predestinasi Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang – yakni mereka yang terpilih – akan diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”

Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati, peka dan oergaisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsure yang penting dalam organisasi Bala Keselamatan.

Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.:

1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani.
2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.
4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah.
6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.
7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan.
8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-Nya.
9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang terus-menerus taat kepada Kristus.
10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari orang-orang yang jahat.

Pimpinan Bala Keselamatan se-dunia
Pimpinan tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal John Larsson, seorang berkebangsaan Swedia.

Bala Keselamatan di Indonesia
Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang rohaniwan berkebangsaan Belanda pada tanggal 20 November 1694. Mereka tiba di Batavia dan kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah. Kini pelayanan mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia. Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah RSU “William Booth” di Surabaya, RSU “William Booth” di Semarang, RS Ibu dan Anak “Catherine Booth” di Makassar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang, Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll.

Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat ini dipegang oleh Komisioner Johannes Watilete dan berkedudukan di Bandung.

BENTUK PELAYANAN

Pekerjaan Di antara Anak-anak
Sejak berdirinya Bala Keselamatan di Indonesia pekerjaan diantara anak-anak telah menjadi salah satu bagian terpenting dari Bala Keselamatan di bidang kerohanian.
Yang menjadi tujuan pokok Bala Keselamatan bekerja diantara anak-anak ialah untuk menolong mereka mengenai Tuhan pada waktu mereka masih muda, melatih  serta memajukan kehidupan kerohanian mereka. Anak-anak yang berusia 3-7 tahun mendapat pelajaran agama yang sederhana, kemudian bila mereka ingin melanjutkan pelajaran, mereka dapat melanjutkan ke bagian Prajurit Muda kemudian dilanjutkan lagi dengan Kadet Korps yang anggota-anggotanya terdiri dari mereka yang berusia 13 tahun ke atas. Bukan saja pelajaran agama yang diberikan, tetapi juga paduan suara, musik serta kerajinan tangan.

Kaum Wanita
Sebelum Bala Keselamatan didirikan, Pembangun  merasa bahwa wanita juga mempunyai  kemampuan untuk pengabaran Injil seperti juga kaum pria. Oleh sebab itu, setelah Bala Keselamatan didirikan, maka kaum wanita pun diikutsertakan serta diberikan hak yang sama dengan kaum pria untuk mengabarkan Injil serta tugas lainnya.
Untuk tujuan ini Bala Keselamatan berusaha keras melatih dan memajukan kaum wanita dengan beberapa cara. Di Indonesia  dan negara lain ada suatu Persekutuan Kaum Wanita yang terdiri dari kaum wanita, baik yang sudah maupun yang belum berumah tangga, untuk berkumpul agar memperoleh beberapa macam pelajaran seperti: pelajaran Alkitab, pelajaran mengurus rumah tangga, merawat anak-anak, merawat orang-orang sakit serta mendidik anak-anak.Semua ini akan menolong mereka untuk ikut serta dengan giat menyebarkan Injil di rumah mereka sendiri, di tetangga atau dimana pun  mereka berada.

Penginjilan lainnya
Bagi Bala Keselamatan, Penginjilan bukan hanya terbatas di dalam ruangan kebaktian saja. Ada penginjilan di dalam dan penginjilan di luar.
Penginjilan ke luar merupakan suatu bagian yang terpenting. Kebaktian luar, majalah-majalah, kunjungan rumah, mengunjungi orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit merupakan tugas yang tidak pernah berhenti dalam kegiatan Bala Keselamatan.

Sosial
Pekerjaan sosial Bala Keselamatan dimulai pada tahun 1902 di Semarang. Pada tahun itu di Jawa Tengah terjadi bencana banjir dan kelaparan yang menyebabkan beribu-ribu orang mengungsi ke Semarang. Dengan dibukanya tempat penampungan orang-orang miskin di Bugangan, Semarang, Bala Keselamatan memulai pekerjaan sosialnya dan sampai sekarang pekerjaan tersebut masih dilanjutkan di tempat tersebut.
Perumahan bagi orang-orang tidak mampu ini diikuti dengan pembukaan panti asuhan, perumahan ibu dan bayi, rumah sakit; perkumpulan orang-orang yang menderita kusta; dan lain sebagainya.

Bidang Literatur/Kepustakaan
“Berita Keselamatan,” majalah resmi Bala Keselamatan di Indonesia dan diterbitkan satu bulan satu kali. Tujuan penerbitan majalah ini sejalan dengan titik sasaran penerbitan Bala Keselamatan pada umumnya, yaitu mengabarkan Injil, memberikan bacaan rohani kepada orang-orang Kristen dan memperkenalkan Bala Keselamatan kepada masyarakat.
Majalah ini diterbitkan untuk pertama kalinya pada tanggal 1 Januari 1900 dan mengalami 3 kali penggantian nama. Mula pertama terbit dengan nama “Kabar Selamat,” kemudian  diubah menjadi “Pemberita Peperangan” dan mulai tahun 1950 menggunakan nama “Berita Keselamatan” sampai dengan tahun 1957, majalah ini terbit dalam dua edisi: berisi bahasa Indonesia dan bahasa Belanda. Penyajian tulisan dalam majalah “Berita Keselamatan”  kami sesuaikan dengan titik sasaran yang kami sebutkan diatas, yaitu:

Karangan utama sengaja kami tulis dalam bahasa  yang mudah dimengerti sehingga orang awam yang kurang mengerti ‘bahasa tradisional’ gereja dapat memahaminya; karangan bersambung tentang pembahasan Alkitab atau hal-hal yang menyangkut agama Kristen; ruang pembinaan keluarga; ruang  anak-anak; ruang tanya jawab untuk muda-mudi; tulisan tentang   Bala Keselamatan; ceritera bersambung yang memberikan kepada kita suatu kesaksian kuasa Allah dalam kehidupan manusia dan gambar-gambar yang memperlihatkan corak pelayanan Bala Keselamatan baik di negara Indonesia atau pun di negara-negara lain.
id.wikipedia.org
Ditandai: ,