Gereja Kemah Injil Indonesia

Posted on Juli 23, 2010 oleh

8


ALAMAT
Jalan Jambrut no.24
Kelurahan Kenari
JAKARTA PUSAT 10430
Telp. (021) 31902510; 3142148
Fax. (021) 3142148
Email. gkiipus@centrin.net.id
Website. http://www.kemah-injil.org

STATISTIK
Jumlah gereja/jemaat : 1.832 jemaat mandiri; 657 Pos Pembina
Jumlah anggota jemaat : 340.980 jiwa.
Jumlah hamba Tuhan: 983 pendeta.

BADAN PENGURUS
Ketua Umum : Pdt. Paul Paksoal, MDiv
Sekretaris Umum : Pdt. George Marso Daniel, M.Div
Bendahara Umum : Jacob Darmaum

TENTANG GEREJA
Gereja Kemah Injil Indonesia atau GKII dirintis oleh Dr.Robert A.Jaffray pada tahun 1928 dengan pusat pelayanan berada di Makassar tempat ia mendirikan Sekolah Alkitab Makassar (SAM) untuk melatih dan mengutus penginjil ke ladang misi. Fokus pelayanan GKII adalah transformasi yang membawa kesejahteraan.

GKII merupakan anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan juga merupakan anggota penuh Persekutuan Injili Indonesia (PII) dan World Alliance yang dibentuk pada tahun 1975. GKII masuk di di CCA setelah setiap empat tahun konferensi dari Aliansi Gereja-gereja di Asia diadakan.

Pelayanan sosial GKII pada masyarakat seperti menyediakan pendidikan sekolah umum dan kesehatan sangat gencar dilakukan di daerah daerah tertinggal dan terpencil di Indonesia.

GKII menggunakan Pengakuan Iman Rasuli sebagai shadat.

SEJARAH GEREJA

1897
Christian and Missionary Alliance (CMA) didirikan. doktrin dapat diringkas dalam empat kalimat pendek: Yesus Kristus menyelamatkan; Yesus Kristus menguduskan; Yesus Kristus menyembuhkan; Yesus Kristus akan datang lagi sebagai Tuhan. Kalimat keempat mencakup adopsi doktrin chiliastic.
Keyakinan bahwa Kristus akan datang kembali segera memberikan dorongan misionaris CMA kuat. Organisasi induknya di Amerika berdiri dengan usaha yang sesederhana mungkin, sebab semua misi harus diarahkan untuk memberitakan Injil. Akibatnya tidak ada lembaga mahal, seperti sekolah dan rumah sakit, itu harus didirikan.
1926
Dewan CMA di New York memutuskan untuk mengirimkan misionaris ke Hindia Belanda. Namun keputusan ini tidak terlaksanakan karena kurangnya dana,

1926-1927
Dr.Robert A. Jaffray (1873-1945), yang bekerja di Cina Selatan (1897-1927) dan telah menerima laporan tentang ribuan imigran Cina di Asia Tenggara, Ia bersama-sama dengan orang Kristen Cina mendirikan Misi Cina Asing; China Foregin Mission Union (CFMU), dengan Presiden Leland Wang, Wakil President / Bendahara RA Jaffray).

1928,
28 Januari
CFMU mengirim beberapa misionaris Cina ke Indonesia, yang melayani terutama di kalangan imigran Cina di daerah perkotaan. Hasil pelayanannya adalah dibaptisnya lebih dari 2.000 orang suku di daerah Mahakam Kalimantan Timur.

1929 – 1954
Pekerjaan misionaris dimulai di beberapa daerah yang tidak atau hampir tidak tersentuh oleh masyarakat misionaris Belanda dan Jerman yang bekerja di koloni, seperti di Kalimantan Timur (1929, George Fisk dan David Clench), Lombok (1929, J. Wesley Brill), Bali (1931, Tsang Untuk Hang), Sumatera Selatan (1933, Griffin David), Kalimantan Barat (1935, DA dan Adipatty Patty Luther), Sumbawa (1937, Chu SW), Malaya (1937, Tsang Untuk Hang dan Gustave Woerner), Kalimantan Utara (1937, Einar Mickelson), Irian Barat (daerah Paniai 1939, W. Pos dan R. Deibler; Baliem Valley 1954, E. Mickelson, Elisa dan Ruth Gobai). Akhirnya, Kalimantan Timur dan Irian menjadi bidang yang paling penting dari sudut pandang statistik.

1930
Jaffray menetap di Makassar. Di tempat inilah menjadi pusat kerja CMA di Indonesia, terutama di kalangan Indonesia pribumi.

1932
Dalam karya misi, mahasiswa dan lulusan dari Sekolah Alkitab angkatan pertama (1932 ) di Makassar mengambil bagian penting. Dalam beberapa kasus itu adalah para siswa yang membuka ladang misi baru.

1934
Para pekerja CMA diusir dari Bali.

1939
Pelayanan di Kalimantan Timur sangat diberkati, sehingga Sekolah Alkitab kedua didirikan di sana. Fasilitas yang digunakan sangat sederhana sama seperti yang telah diterapkan oleh Jaffray di Sekolah Alkitab Makasar, sehingga para siswa mudah beradaptasi.

Fisk adalah misionaris pertama di Indonesia yang menggunakan pesawat dalam pelayanan misi, untuk mengatasi kesulitan perjalanan di hutan. ladang misi tersebut di atas adalah mayoritas dihuni oleh pengikut agama-agama suku, kadang-kadang oleh Muslim (Lombok, Sumbawa) atau Hindu (Bali). Di Sumatera dan Malaysia misionaris diarahkan untuk kelompok-kelompok etnis terisolasi yang tidak memeluk agama Islam. Karena kurangnya dana dan tenaga, dari badan misi Belanda dan Jerman, maka CMA tidak terfokus ke pelayanan pendidikan dan kesehatan namun pelayanan Injil.

1941
CMA bekerja di 139 tempat. Ada 11.694 anggota dibaptis, dilayani oleh 20 asing dan 140 tenaga kerja Indonesia; Sekolah Alkitab di Makassar memiliki 209 siswa, dan ada 13 lebih rendah tingkat Sekolah Alkitab dengan 479 siswa.

1943-1945
Selama Perang Dunia II, pekerjaan yang bertahan hidup tanpa dana dari luar negeri dan juga di bawah tekanan berat Jepang. Mengakibatkan Empat orang Amerika dan sepuluh penginjil asal Indonesia meninggal dunia, dan dua orang Amerika itu termasuk Jaffray, ia meninggal dalam interniran Jepang. Setelah itu Gereja-gereja CMA diharuskan bergabung dengan dewan-dewan regional Kristen Gereja (Kiristokyo Rengokai) dibentuk oleh Jepang.

1946-1950
Setelah perang, kerja terus berkembang, termasuk ke Kristen yang lain (Kepulauan Sunda Timur, Sangir-Talaud) dan ke Jawa,

1947
Untuk pertama kalinya penduduk daerah Paniai, Irian Jaya dibaptis,

1951
Anggota kongregasi CMA berkumpul den dibagi menjadi tiga gereja regional, yakni: Indonesia Timur, Indonesia Barat dan Kalimantan Barat. Lima tahun kemudian, gereja-gereja tersebut dianggap sudah mencapai kematangan. Para pekerja asing itu diletakkan di bawah pengawasan gereja-gereja, pada saat yang sama CMA menghentikan tunjangan yang kemudian diberikan kepada sejumlah besar hamba Tuhan. Walau GKII dan CMA terpisah secara organisasi, namun terus bekerja sama erat.

1954
Misionaris CMA pertama memasuki Lembah Baliem (Papua), dengan pesawat.

1958
Sekolah Tinggi Alkitab di Makassar ditingkatkan dan menjadi Jaffray Bible College

1964
Ekagi Perjanjian Baru diterbitkan.

1981
Program ambisius diluncurkan untuk menggabungkan 500 congregasi yang ada dalam kurun waktu 10 tahun.

1967
Pelayang gereja membuat media jurnalis mereka sendiri yakni, “ Gembala Sahabat”.

1965
Gereja-gereja daerah mengadakan persekutuan bernama Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI),

1983
KINGMI berubah menjadi sebuah gereja bersatu bernama Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), dengan kantor pusat di Jakarta. Gereja-gereja daerah yang membentuk gereja bersatu adalah: 6 Dewan yakni: 1. GKII Bahagian Timur (KINGMIT, 21.000 anggota), 2. GKII Kalimantan Timur (98.000 anggota), GKII Kalimantan Barat (62.000 anggota), 3. GKII Toraja Kerapatan (Injil Bangsa Indonesia, 40.000 anggota)., 4. GKII Bahtera Injil Menado (6.500 anggota), 5. GKII Irian Jaya (138.000 anggota), 6. GKII DKI-Sumatera (3.000 anggota). (Jumlah anggota yang diberikan untuk tahun 1990 dan termasuk yang belum dibaptis), dengan ketua pertama adalah Matias Abai, dari Kalimantan Timur.

Ditandai: , , , ,