Keuskupan Agung Singapura – Metropolis Singapura

Posted on Juli 23, 2010 oleh

1


KA'GOHASALAMAT
Catholic Archdiocesan Education Centre, 2 Highland Road,
SINGAPURA 549102.
Tel: (065) 93826255
Email: orthodoxchurch_sg@yahoo.com
Website. http://www.orthodoxchurch.sg,
Website , Website , Website


STATISTIK
Denominasi gereja: Ortodoks Timur / Ecumenical Patriakhat
Jumlah wilayah pelayanan: Singapore, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, Maldives Islands, Bangladesh, Nepal, Bhutan and Sri Lanka
Jumlah paroki: 11 paroki (Indonesia)
Jumlah anggota jemaat: 1000 Jiwa (Indonesia)
Jumlah hamba Tuhan: 11 Imam (Indonesia)

BADAN PENGURUS

Uskup: Archimandrite Daniel

President : Joseph Michael Murray

Sekretaris : Matthew Ajula

Bendahara : Gabriel The

TENTANG GEREJA

Gereja Orthodox Indonesia (GOI Yunani) berada di wilayah Keuskupan Agung Gereja Orthodox untuk Singapura (Metropolis of Singapore) yang merupakah pecahan dari Keuskupan Agung Gereja Orthodox untuk HongKong dan Asia Tenggara pada Januari 2008, di bawah penggembalaan Uskup Agung (Metropolitan) Nektarios Tsilis (tahun 2008), di bawah Yurisdiksi Kepatriarkhan Ekumenis di Konstantinopel, dan berada di bawah Omophorion Agung dari Patriarkh Bartolomeus I.

Kepatriarkhan Eukumenis Gereja Orthodox di Konstantinopel (Istambul, Turki) yang dipimpin oleh Patriarkh Bartolomeus Andrew I sebagai Bapa Gembala Gereja / Pengemban Allah. Kepatriarkhan merupakan struktur hirarki kepemimpinan dan administrasi gereja tertinggi. Dengan mewarisi stuktur organisasi gereja perdana yang dipimpin oleh lima patriarkh (pentarkhi) sesuai wilayah/ritus yang didirikan oleh para rasul Kristus. Misal : Rasul Andreas mendirikan gereja di Konstantinopel, Rasul Markus di Mesir (Coptix Orthodox), Rasul Yakobus di Jerusalem dan sebagainya. {Patriarkh (sebutan dari bahasa Yunani) sama dengan Paus/Pope dalam gereja barat}

Metropolitan (Archbhisop) wilayah Singapura ( yang mengontrol wilayah Singapore, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, Maladewa, Bangladesh, Nepal, Bhutan and Sri Lanka.) dipimpin oleh Archimandrite Daniel (Toyne). Metropolitan merupakan hirarki administrasi gereja di bawah Kepatriarkhan yang bertugas memimpin penggembalaan gereja orthodox di wilayah sub negara-negara atau benua.

SEJARAH GEREJA

1973-1977,

Dua orang pria bernama Yohanes Bambang Wicaksono dan Daniel Bambang Dwi Byantoro dipanggil oleh Allah, mereka mulai mengenali dan mendalami kebenaran Injil sehingga akhirnya membuat mereka ingin dibaptiskan. Awal pertobatan mereka sering beribadah pada gereja-gereja Karismatik.

1978,

Daniel kuliah di seminari Teologi Protestan di Asia atau Asian Center for Theological Studies and Mission, (ACTS) di Seoul, Korea.

1981

Yohanes belajar di Sekolah Tinggi Theologi di Cibogo,Jawa Barat selama satu tahun,

1982,

Yohanes melayani di Gereja GEKISUS Sumatra Selatan selama satu tahun,

1983,

6 September

Daniel yang menyadari kebenaran Kristen pun memilih Ortodox dengan diberkati oleh Patriakhat Oikumene Konstantinopel melalui Uskup Agung Selandia Baru, Archmandrite Sotirios Trambas (yang adalah uskup Zelon, berpusat di Korea).

1983-1986

Yohanes Bambang Wicaksono belajar di Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia (STII) di Jogyakarta (Jawa Tengah) selama 3 tahun. Sedang saudaranya Daniel belajar di Holy Cross Greek Orthodox School of Theology in Boston, Daniel Bambang Dwi Byantoro sering memgirimkan buku-buku yang berkaitan dengan Ortodoks.

1986,

Daniel Bambang Dwi Byantoro mengundang Yohanes Bambang Wicaksono dan kedua temannya untuk meneruskan belajarnya ke Sekolah Tinggi Theologi Salib Kudus Boston di mana ia telah belajar sebelumnya.

1988-1989,

Daniel Bambang Dwi Byantoro ditahbiskan sebagai Imam Orthodox dan kembali ke Indonesia untuk memulai pekerjaan Misionarinya. Romo Daniel memulai pelayanannya di Solo. Dalam Pekerjaan Misionarinya, beliau telah dibantu oleh Saudara Krisostomos Manalu. Hal pertama yang beliau lakukan dalam pelayanannya adalah : menterjemahkan, mengajar, dan menginjil. Orang yang membantu pelayanan Romo Daniel pada waktu itu adalah Saudara Krisostomos Manalu. Karena kerja keras dan dedikasi mereka, banyak orang tertarik, datang dan masuk ke Pangkuan Gereja Ibu atau Gereja Orthodox.

1989

April

Romo Daniel membaptis seorang pria bernama Muhhamed Sugi Bassari, yang mempunyai nama baptis: Photios,

1990,

Setelah menyelesaikan Master Theologinya dari Sekolah Tinggi Theologi Salib Kudus dan ditahbis sebagai Imam Orthodox oleh yang Mulia Bishop Maximus di Gereja Orthodox Salib Kudus di Pittsburgh, Romo Yohanes dan dua orang temannya meninggalkan Amerika Serikat untuk kembali ke Indonesia, kemudian mulai pelayanannya bersama-sama dengan Romo Daniel dan Saudara Krisostomos Manalu. Mereka lalu membuat sebuah yayasan dengan nama “Yayasan Orthodox Injili Indonesia”

1991,

Keberadaan Gereja Orthodox Indonesia di-sah-kan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga para Imam telah dapat mengembangkan Misionari Orthodoxnya di Seluruh Indonesia.

1992

Untuk mengembangkan Misionari Orthodox secara cepat, akhirnya berdasarkan keputusan bersama, Para Imam telah memisahkan diri mereka sendiri dan pindah ke kota lain dan mulai membuka komunitas baru Orthodox. Atas dasar keputusan itu, Romo Yohanes meninggalkan Solo dan memulai pelayanannya di tanah kelahirannya di Mojokerto. Sementara Saudara Krisostomos Manalu, orang yang mempunyai peranan penting dalam membantu pelayanan Romo Daniel, belajar ke Tesalonika untuk mengambil Master Theologi, akhirnya ia ditahbiskan menjadi Imam Orthodox dan bekerja di kebun anggur Allah di Sumatra Utara Medan.

Romo Yohanes mendapatkan ijin operasional dari Departemen Agama melayani Misi Orthodox di Jawa Timur.

1994,

Pertemuan para imam ortodoks di Jakarta untuk menyatukan visi dan misi injil yang dibawa. Dengan pusat sekeretariat di Konsulat Yunani.

1995

Romo Daniel pindah pelayanan ke Jakarta. Di Jakarta ia bersama Romo Alexios mendirikan Paroki Aghia Epiphania.

Romo Chrysostomos Manalu dari Paroki Medan lulus dari Aristotle University, Thessaloniki, Yunani.

1996

September.

Bapa Suci Patriakh Bartholomeos I, bersama dengan Sinode Agung Konstantinopel mendirikan Keuskupan Agung Metropolitan Hongkong dan Asia Tenggara. Dengan Bapa Metropolitan Nikita sebagai pemimpin gembala pertama. Yang secara otomatis membawahi gereja Ortodoks di wilayah Indonesia.

Gereja Orthodox pertama di Mojokerto diresmikan sebagai tempat Ibadah.

1997

July 29th to August 5th,

Bapa Suci mengunjungi Indonesia, dan mendirikan kantor baru bagi para Imam, yakni “Orthodox Center”, dengan ketuanya adalah bapak Matthew Budiharjo.

2000,

Romo Yohanes berusaha untuk mendirikan Gereja Orthodox baik di Mojokerto maupun di Driyorejo (Gresik) namun didemo oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Gereja Orthodox. Banyak tantangan yang telah dihadapi oleh Romo Yohanes, tetapi beliau tidak jera, beliau selalu berusaha untuk mewujudkan impiannya untuk menanamkan benih-benih Orthodox di Jawa Timur.

Namun beliau akhirnya dapat mendirikan sebuah Kapel Orthodox Indonesia yakni Js. Demetrios di Mojokerto. Di sela-sela pelayananya beliau sering menulis dan menterjemahkan buku-buku ortodoks.

2003,

Taman Kanak-Kanak Orthodox di Wilayah Dlanggu – Mojokerto didirikan. Nama dari Taman Kanak-Kanak itu adalah “Taman Kanak-Kanak Aghia Wacana yang artinya “Pengajaran Kudus”

2004

Bapak Stefanus, Bapak Matheus dan Bapak Karalambos, beliau mulai mendirikan Kapel Orthodox Indonesia Js. Nikolaos di Surabaya

2008,

January 8-9,

Sinode Agung Konstantinopel memutuskan untuk membagi Keuskupan Metropolitan Hongkong dan Asia Tenggara menjadi dua yakni Metropolitan Hongkong (yang mengontrol Hong Kong, Filipina, Taiwan, Thailand, Laos, Vietnam, Kambojia dan Myanmar) dibawah pimpinan Bapa Metropolitan Nektarios Tsilis dan Metropolitan Singapura ( yang mengontrol wilayah Singapore, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, Maladewa, Bangladesh, Nepal, Bhutan and Sri Lanka) di bawah pimpinan Uskup Agung Daniel (Toyne).

Ditandai: ,